Ketika saya memutuskan untuk meninggalkan aktifitas yang telah 20 tahun saya geluti dan berpindah ke asuransi saya memberitahukan hal ini pertama kali kepada seorang teman bernama Dani.
Saya
sampaikan bahwa saya sekarang beralih profesi, dan dia senang
mendengarnya. “Akhir-akhir ini saya sedang berpikir untuk membeli
asuransi jiwa dan sekarang saya akan membelinya darimu,” kata Dani.
Dani
menyambut kedatangan saya dengan baik. “Pak, tolong buatkan saya
program yang menurutmu diperlukan dan bermanfaat buat saya serta
keluargaku.” Saya pun segera menyusun sebuah rencana perlindungan untuk
keluarga Dani.
Setelah
saya berikan program tersebut kepadanya dengan pesan agar dia segera
menjalankan program ini, maka Dani berjanji akan segera mempelajari dan
memberi kabar secepatnya.
Keesokan
harinya, Dani mengatakan, “Pak, program yang kamu buat cukup bagus dan
saya setuju. Tapi saya harus menunggu beberapa saat untuk membelinya.
Saya mempunyai beberapa lembar saham. Jika saya mengeluarkannya
sekarang, maka saya akan rugi. Saya yakin dalam beberapa saat nilainya
akan naik. Dan setelah itu saya akan segera membelinya. Datanglah minggu
depan, Pak.”
Hal
ini berlangsung selama 6 minggu. Akhirnya hari Kamis saya bertemu
dengan Dani di rumahnya dan dia tersenyum dan berkata, “Pak, nilai saham
saya akan naik. Saya akan segera menjualnya beberapa saat lagi. Temui
saya hari Senin!”
Dengan perasaan lega, saya kembali ke kantor. Saya merasa telah menjual polis dengan nilai cukup besar.
Hari
Senin tiba, saya segera menemuinya. Saya pun tiba di rumahnya, Namun
saya sangat kaget, Dani terlentang di dalam sebuah peti. Dia meninggal
!!!
Rupanya
hari Jumat, dia bekerja penuh. Sabtu pagi sakit dan instrinya berusaha
menghubungi dokter. Ketika dokter tiba di rumahnya, terlambat, keadaan
Dani sudah cukup parah. Terjadi penyempitan darah dalam jantungnya.
Sabtu pagi itu Dani meninggal. Melihat Dani terbaring dalam peti, saya
memahami makna dari asuransi. Berulang kali saya mengatakan, saya telah
gagal, saya telah gagal, saya telah gagal.
Beberapa minggu setelah pemakaman, janda Dani mulai menjual rumah yang dia tinggali bersama anak-anaknya. Tanpa
penghasilan dari suami, mereka tidak mampu memenuhi segala kebutuhan
hidup yang harus ditanggungnya. Dua anak laki-laki dititipkan kepada
kakak kandungnya, sedangkan istrinya tinggal di luar kota dengan saudara
perempuannya bersama dengan ketiga anak perempuannya.
Tidak
ada yang mampu menggantikan asuransi. Karena itulah asuransi bagaikan
sebuah obsesi bagi saya. Asuransi bagaikan keyakinan bagi saya. Siapapun
yang saya jumpai, pasti akan saya minta untuk memiliki produk yang
indah ini.
Ingat
tidak seorang pun dari kita tahu kapan habis masa kita di dunia yang
fana ini. Bisa tahun depan, bulan depan, bulan ini, minggu ini atau
bahkan beberapa menit lagi. Bisa karena apa saja, bisa sakit, jatuh,
kecelakaan dllJadi jika anda peduli dan menyayangi istri beserta anak-anak anda segeralah proteksi diri anda sebelum itu terlambat.
*nama tersebut bukan nama sebenarnya, tapi kita tidak tahu apa yang terjadi pada kita, jangan sampai kita mengalami hal tersebut.